Belum lama ini saya mengunjungi seorang kawan yang sedang sakit. Ia memang tak lagi terbaring di rumah sakit, tetapi sedang menjalani rawat jalan sejak dua bulan yang lalu. Tubuhnya sangat kurus tak menampakkan lagi kegagahannya dan kelihatan sangat menderita. Ia telah divonis gagal ginjal oleh dokter dan harus cuci darah dua kali seminggu. Kondisi kawan saya ini memang meprihatinkan. Sebagai seorang kawan saya tak bisa bebuat apa-apa kecuali mencoba menghiburnya. Tapi ia mengaku sudah pasrah dan menyadari bahwa sisa hidup yang harus dijalaninya tidak lama lagi. Saya terharu dan sedih mendengar pengakuannya itu. Sekarang ini ia sedang menghadapi cobaan hidup yang berat. Menurut saya, jika kesembuhan sudah tidak mungkin baginya, maka kepasrahan adalah sikap yang benar.
Keadaan kawan saya ini mengingatkan saya kepada pengalaman adik ipar saya beberapa tahun yang lalu. Suatu hari adik ipar saya jatuh sakit dan harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit selama kurang lebih dua bulan. Ketika ia keluar dari rumah sakit ia belum dinyatakan sembuh oleh dokter dan masih harus menjalani rawat jalan. Setelah hampir dua tahun menjalani rawat jalan dan masih belum juga sembuh, ia kemudian menempuh cara lain yaitu mengikuti program pengobatan alternatif. Selain daripada itu setiap saran dan nasehat keluarga dan kawan semua diikuti demi kesembuhan. Sholat hajat walau pun dengan susah payah melaksanakannya dan doa-doa mohon kesembuhan pun setiap saat dilantunkan, dari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tapi masih tak kunjung sembuh juga. Hingga suatu hari, di saat-saat ia hampir putus asa, ia mencoba melakukan perenungan diri. Ia tiba-tiba menyadari ' siapa diriku ini?' katanya, 'apakah hakku menuntut kesembuhan.' Ia merasa kecil di hadapan Allah. Ia menyatakan kepasrahannya kepada Allah dengan sepenuh hati dan kesadarannya, bahwa ia bersedia menerima apaun kehendakNya, sembuh atau tidak sembuh. Sejak itu ia mulai merasakan perubahan yang positif dalam dirinya, baik lahir maupun batin. Ia berangsur-angsur sembuh, demikian pula semangat hidupnya pun pulih kembali.
Sabtu, 23 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar